Beranda | Artikel
Faedah-Faedah Dari Kisah Ashabul Ukhdud
Selasa, 19 Oktober 2021

Bersama Pemateri :
Ustadz Abu Ya’la Kurnaedi

Faedah-Faedah Dari Kisah Ashabul Ukhdud adalah bagian dari ceramah agama dan kajian Islam ilmiah dengan pembahasan Al-Furqan Min Qashashil Qur’an. Pembahasan ini disampaikan oleh Ustadz Abu Ya’la Kurnaedi, Lc. pada Senin, 12 Rabi’ul Awal 1443 H / 18 Oktober 2021 M.

Ceramah Agama Islam Tentang Faedah-Faedah Dari Kisah Ashabul Ukhdud

Pelajaran yang bisa kita ambil dari kisah ashabul ukhdud adalah sebagai berikut:

1. Haramnya Sihir

Sihir itu hukumnya haram, tidak dicintai oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dan bisa mendorong pelakunya kepada seluruh keburukan/kejelekan/dosa/maksiat. Ini didasari dengan sabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:

فَبَيْنَمَا هُوَ كَذَلِكَ إِذْ أَتَى عَلَى دَابَّةٍ عَظِيمَةٍ قَدْ حَبَسَتْ النَّاسَ فَقَالَ الْيَوْمَ أَعْلَمُ آلسَّاحِرُ أَفْضَلُ أَمْ الرَّاهِبُ أَفْضَلُ فَأَخَذَ حَجَرًا فَقَالَ اللَّهُمَّ إِنْ كَانَ أَمْرُ الرَّاهِبِ أَحَبَّ إِلَيْكَ مِنْ أَمْرِ السَّاحِرِ فَاقْتُلْ هَذِهِ الدَّابَّةَ حَتَّى يَمْضِيَ النَّاسُ فَرَمَاهَا فَقَتَلَهَا وَمَضَى النَّاسُ

“Ketika anak muda tadi berjalan kemudian ternyata di jalan itu ada binatang yang sangat besar menghalangi jalannya manusia. Kemudian anak muda tadi berkata: ‘Pada hari ini aku akan mengetahui siapa yang paling utama, apakah tukang sihir atau si Rahib.’ Kemudian dia pun mengambil batu kecil, dan dia berkata: ‘Ya Allah, apabila perkara Rahib itu lebih Engkau cintai dari perkaranya tukang sihir, maka bunuhlah dia.’ Ketika dilempar akhirnya binatang itu mati dan manusia bisa lewat lagi.”

Ini menunjukkan bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak menyukai sihir dan tukang-tukang sihir. Kita diharamkan untuk mendatangi tukang-tukang sihir dan diharamkan untuk belajar sihir.

Allah Subhanahu wa Ta’ala melabeli tukang sihir dengan ‘mujrim’. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

إِنَّهُ مَن يَأْتِ رَبَّهُ مُجْرِمًا فَإِنَّ لَهُ جَهَنَّمَ لَا يَمُوتُ فِيهَا وَلَا يَحْيَىٰ

“Sesungguhnya yang mendatangi Rabbnya dalam keadaan mujrim (berdosa), maka dia akan masuk neraka jahanam, dia tidak hidup juga tidak mati.” (QS. Thaha[20]: 74)

Mujrim di sini adalah tukang sihir, karena ayat yang mulia ini sebelumnya bicara tentang pertempuran antara Musa dan Harun melawan tukang-tukang sihir.

Tukang sihir adalah setan

Tukang sihir ini setan. Dalilnya adalah firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

وَمَا كَفَرَ سُلَيْمَانُ وَلَٰكِنَّ الشَّيَاطِينَ كَفَرُوا يُعَلِّمُونَ النَّاسَ السِّحْرَ

“Nabi Sulaiman tidak kafir akan tetapi setan-setan itu yang kafir, mereka mengajarkan sihir kepada manusia.” (QS. Al-Baqarah[2]: 102)

Dalam ayat ini tukang-tukang sihir disebut ‘setan-setan’.

Tukang sihir suka berbohong

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

هَلْ أُنَبِّئُكُمْ عَلَىٰ مَن تَنَزَّلُ الشَّيَاطِينُ ‎﴿٢٢١﴾‏ تَنَزَّلُ عَلَىٰ كُلِّ أَفَّاكٍ أَثِيمٍ ‎﴿٢٢٢﴾

“Apakah mau aku beritakan kepada kalian, kepada siapa setan-setan itu turun. Setan-setan itu turun kepada setiap orang yang banyak berdusta.” (QS. Asy-Su’ara[26]: 221-222)

Oleh karena itu tukang sihir ini tidak akan pernah beruntung selamanya dan tidak akan pernah menang selamanya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَلَا يُفْلِحُ السَّاحِرُ حَيْثُ أَتَىٰ

“Tukang sihir selamanya tidak akan pernah beruntung.” (QS. Thaha[20]: 69)

Jadi kenapa kita datang kepada tukang sihir? Selain haram ternyata tukang sihir juga tidak akan pernah beruntung.

Tukan sihir tidak mendapatkan bagian di akhirat

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَلَقَدْ عَلِمُوا لَمَنِ اشْتَرَاهُ مَا لَهُ فِي الْآخِرَةِ مِنْ خَلَاقٍ

“Mereka telah tahu orang yang belajar sihir dan menggunakan sihir itu tidak akan mendapatkan bagian kebaikan di akhirat.” (QS. Al-Baqarah[2]: 102)

Dan dalam Islam hukuman bagi tukang sihir adalah dipenggal dengan pedang. ‘Umar bin Khattab pernah berkata:

أن اقتلوا كل ساحر وساحرة

“Hendaknya kalian membunuh setiap tukang sihir baik laki-laki atau perempuan.”

Jundub Radhiyallahu ‘Anhu pernah berkata:

حد الساحر ضربة بالسيف

“Hukumannya tukang sihir adalah dipenggal dengan pedang.”

Hafshah pernah disihir oleh seorang wanita kemudian yang menyihirnya itu dibunuh.

Imam Malik Rahimahullah pernah berkata:

الساحر الذي يعمل السحر، فأرى أن يُقتَل

“Tukang sihir yang melakukan sihir, maka pendapatku adalah hendaknya dia dibunuh.”

Ibnu Hajar Rahimahullah pernah berkata:

وعند مالك أن حكم الساحر حكم الزنديق، فلا تقبل توبته، ويُقتَل حدًّا، إذا ثبت عليه ذلك

“Hukumannya sihir sama seperti hukumnya zindiq, taubatnya tidak diterima, dan hukumannya adalah dibunuh kalau telah dipastikan bahwa dia tukang sihir.”

Tentu tidak sembarangan setiap orang bisa membunuhnya. Ini semua dikembalikan kepada hakim.

Bagaimana mengobati orang yang terkena sihir? Download dan simak pada menit ke menit ke-15:10

2. Iman itu dicinta oleh Allah dan sebab dari setiap kebaikan

Menit ke-16:45

Dalilnya adalah yang tadi kita sebutkan. Dimana anak muda itu berkata: ‘Ya Allah, kalau perkaranya Si Rahib (beriman kepada Allah) lebih Engkau cintai daripada perkaranya tukang sihir (menekutukan Allah Subhanahu wa Ta’ala), maka bunuhlah binatang yang besar ini.’ Kemudian dilempar dengan batu kecil dan mati.”

Ini menunjukkan bahwa Allah mencintai keimanan. Kemudian keimanan itu bisa menjadikan orang tersebut melakukan hal-hal yang baik.

Anak muda tadi melakukan hal-hal yang baik. Pertama dia bukakan jalan yang terhalangi oleh binatang besar sehingga manusia bisa lewat. Kemudian dia berdakwa, membuka jalan manusia menuju ke surga dengan dakwah tauhid. Lalu dia mengobati semua penyakit manusia.

3. Allah memuliakan wali-waliNya dengan Karomah

Menit ke-26:45 Allah memberikan karomah kepada wali-wali Allah. Seperti anak muda tadi. Karena dia dekat sama Allah, maka Allah beri karomah. Ada empat karomah yang kita bisa ambil dari hadits tadi, yaitu:

  1. anak muda tadi bisa membunuh binatang yang besar hanya dengan batu kecil,
  2. dia bisa mengobati manusia dari berbagai macam penyakit,
  3. raja tidak bisa membunuhnya,
  4. doanya dikabulkan oleh Allah.

Kriteria wali Allah adalah sebagaimana firman Allah:

الَّذِينَ آمَنُوا وَكَانُوا يَتَّقُونَ‏

“Wali-wali Allah itu adalah orang-orang yang beriman dan bertakwa.” (QS. Yunus[10]: 62)

Oleh karena itu Ibnu Taimiyah Rahimahullah berkata:

من كان مؤمناً تقيّاً كان للّه وليّاً

“Orang yang beriman dan bertakwa dia adalah wali Allah.”

Adapun dizaman sekarang sangat aneh, orang gila dianggap wali. Padahal wali Allah adalah orang yang beriman dan bertakwa. Syaikh Abu Islam ketika membahas tentang dajjal mengatakan bahwa seandainya dajjal muncul sekarang tentu banyak orang yang percaya kepada dajjal. Hal ini karena manusia jahil, tidak punya kaidah. Manusia yang tidak tertipu dajjal adalah mereka yang memegang Al-Qur’an dan Sunnah.

Imam Syafi’i pernah berkata:

اذا رأيتم الرجل يمشي على الماء ويطير في الهواء فلا تغترّوا به حتى تعرضوا أمره على الكتاب والسنة

“Kalau kalian melihat orang bisa berjalan di atas air dan terbang di udara, jangan kalian tertipu sehingga kalian cocokkan perkaranya dengan Al-Qur’an dan sunnah.”

Bagaiman pembahasan lengkapnya? Mari download dan simak mp3 kajian yang penuh manfaat ini.

Download MP3 Kajian


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/50900-faedah-faedah-dari-kisah-ashabul-ukhdud/